Suku Sasak, yang kini mencapai 15 generasi, tersebar di sembilan dusun di Lombok. Tiap dusun punya satu berugaq sekenam, yakni bale besar milik dusun yang disangga enam tiang, digunakan warga untuk acara-acara besar, seperti pernikahan dan khitanan.

Di Sade, berugaq sekenam yang berukuran 8×3 meter berada di kiri pintu masuk dusun. Beberapa warga duduk di sini, berangin-angin di siang yang terik, bercengkerama dengan tetangga dan wisatawan yang baru datang.

Selain berugaq sekenam, ada lagi berugaq berukuran lebih kecil, yakni berugaq sekepat yang disangga empat tiang, dan jejinjit yang lebih kecil dari berugaq sekepat.
Berugaq sekepat digunakan untuk menerima tamu. Mendirikannya pun musti menyembelih kambing. Sedangkan jejinjit yang ada di tiap rumah berfungsi sekadar tempat istirahat, tempat menenun, dan pembangunannya tidak diikuti upacara.
The Sasak tribe, which has now reached 15 generations, is spread across nine hamlets in Lombok. Each hamlet has a sixth berugaq, which is a large bale belonging to the hamlet supported by six pillars, used by residents for big events, such as weddings and circumcisions.

In Sade, the gymnastics berugaq measuring 8×3 meters is located to the left of the hamlet entrance. Some residents sit here, breezy on a hot day, chatting with neighbors and tourists who have just arrived.

Apart from the sixth berugaq, there is also a smaller berugaq, namely the sekepat berugaq which is supported by four pillars, and the jejit which is smaller than the sekepat berugaq.
Berugaq as soon as it is used to receive guests. To build it, you have to slaughter a goat. While the jejinjit in each house functions as a resting place, a place to weave, and its construction is not followed by a ceremony.